Detektif Jagoan Sukses Taklukkan Hercules - Gilole

Latest

Berbagi Informasi Asik dan Sehat

BANNER 728X90

Jumat, 30 Agustus 2013

Detektif Jagoan Sukses Taklukkan Hercules

Nih Gan Detektif jagoannya :

Sang Detektif namanya AKBP Hengki Haryadi jabatan Kepala Satuan Reskrim Polres Jakarta Barat.
Foto Sang Detektif dan Hercules :
Hercules digiring oleh Kasatserse Polresta Jakarta Barat AKBP Henki Haryadi yang tubuhnya tinggi besar, Jumat (8/3/2013). Foto: Warta Kota/Banu Adikara

Nih kisahnya di TKP
Quote:MERDEKA.COM. "Kamu tidak usah jadi jagoan! Saya tangkap kamu! Kamu ikut kami ke Polres," bentak Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Hengki Haryadi pada Hercules.
Hercules dan anak buahnya meradang. Mereka mencoba melawan polisi. Tapi Hengki tidak gentar. Polisi mengeluarkan beberapa tembakan peringatan. Suasana sempat mencekam. Tapi perwira menengah ini tetap berniat meringkus Hercules dan anak buahnya.
Tak lama kemudian puluhan anggota Resmob Polda Metro Jaya datang ke lokasi. Mereka dipimpin Kasat Resmob Polda Metro Jaya AKBP Herry Heriawan. Herry menangkap Hercules bersama 49 anak buahnya.
AKBP Herry sempat berteriak meminta Hercules diborgol. "Borgol Hercules jangan sampai diistimewakan!" kata Herry. Herry dikenal sebagai sosok perwira yang keras melawan premanisme. Dia juga yang dulu pernah menembak mati anak buah Hercules di Cengkareng.
Mantan penguasa Tanah Abang ini pun digiring AKBP Hengki Haryadi ke mobil. Hercules bersama 44 anak buahnya dibawa ke Polda Metro Jaya sekitar pukul 18.30 WIB dengan 4 mobil mikrolet M 11.
Herry mengaku tindakan Hercules sudah meresahkan. Anak buah Hercules kerap memeras dan memukuli pekerja ruko yang sedang dibangun di Ruko Tjakra Multi Strategi, Jalan Komplek Kebon Jeruk Indah II, Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat.
Mereka pun berani bikin ulah saat polisi menggelar apel siaga di wilayah yang dianggap rawan premanisme. Polisi menangkap lima orang anak buah Hercules yang bikin ulah.
Hercules mendatangi lokasi Ruko meminta anak buahnya dibebaskan. Tentu saja polisi menolak.
"Lima anak buah Hercules sempet mukulin pekerja ruko. Kita sedang apel siaga di depan, mereka memukuli di dalam pertokoan. Mereka menuduh kuli bangunan itu melapor ke polisi," kata AKBP Herry Heryawan.
Sumber
AKBP Hengki Haryadi, Si `Penakluk` Hercules
Quote:Minggu siang 30 Juni 2013, matahari sedang bertengger di puncak. Sementara ratusan orang duduk berdesakan di pojok Jalan Petamburan, Jakarta Barat, mengesampingkan sengatan panas matahari. Mereka khusyuk mendengarkan ceramah dari pemimpin Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq. Namun, bukan isi dakwah dari tokoh agama itu yang menjadi fokus, melainkan seorang pria bertubuh besar dengan rambut pendekPria itu bernama Hengki Haryadi. Kepala Satuan Reskrim Polres Jakarta Barat berpangkat AKBP. Hengki turut hadir di tengah-tengah acara yang digelar FPI. Dia bukan menjaga, melainkan berpartisipasi dalam kegiatan FPI. Hengki pun hanya mengenakan baju muslim koko berbaur di tengah kegiatan FPI..]Pria kelahiran Palembang, 16 Oktober 1974 silam itu sempat menjadi perhatian karena prestasinya menumpas aksi premanisme di tempat wilayahnya bekerja. Kasus terakhir dan masih berjalan, yakni penangkapan Ketua Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu atau GRIB, Hercules Rozario Marshal.

Kepada Liputan6.com di Markas Polres Jakarta Barat,polisi yang pernah mengikuti pelatihan sistem kepolisian di Jepang pada 2010 itu menceritakan pengalamannya, terutama saat membekuk Hercules dan anak buahnya. Hengki akui Hercules beserta kelompoknya terkenal kerap meresahkan warga setempat. Hengki pun sudah mendengar laporan dari intel.

"Kita dibantu intel Polres, dan memang diberitahukan banyak terjadi pemerasan di sana itu. Namun, ini masih penyelidikan deduktif, masih kisaran suara-suara," ujar pria yang baru saja mengganti baju muslimnya usai mengikuti acara di markas FPI ini.

Berbekal informasi awal yang sudah dikumpulkan dari intelnya, Hengki beserta jajarannya menyelediki lebih lanjut dugaan aksi semena-mena Hercules. Kali ini, Hengki langsung terjun menemui masyarakat yang pernah dimintai uang keamanan. "Bahkan, ada masyarakat yang kita datangi sampai menangis, karena mereka sudah tidak tahu mau lapor ke mana lagi," kata polisi lulusan PTIK tahun 2004 ini.

Keterangan dari masyarakat yang ditemui pun menjadi awal niat polisi untuk bergerak. Tepat pada 8 Maret 2013 lalu, Hengki beserta puluhan polisi berpakaian preman menyelenggarakan apel di Ruko Bellmont, Kembangan, Jakarta Barat. Lengkap dengan rompi anti-peluru dan membawa senapan laras panjang, Hengki memimpin apel di lokasi. Seakan memancing Hercules untuk keluar. Umpan itu dimakan oleh anak buah Hercules. " Ternyata saat apel itu, kita diganggu mereka. Mungkin karena mereka merasa terganggu," cerita yang sudah mengenyam Sespim Polri pada 2010 ini.

Anak buah Hercules yang mencoba membubarkan apel polisi itu pun diredam. Melihat anak buahnya diganggu, Hercules pun turun tangan. Kala itu, sekitar pukul 17.50 WIB, pria yang biasa disapa Maung oleh anak buahnya datang mengendarai motor. Terjadilah bentrok antara kubu polisi dan 'Maung' Hercules. Apel polisi dipaksa bubar. Hengki naik pitam. "Kamu tidak usah jadi jagoan! Saya tangkap kamu! Kamu ikut kami ke Polres," bentak Hengki kepada Hercules saat itu.

Dalam persidangan Hercules membantah marah kepada polisi. Apalagi membubarkan apel itu. "Saya cuma bilang, kalau polisi apel jangan menghalangi jalan," kata Hercules dalam persidangan. Hercules juga membantah melakukan serangkaian pemerasan kepada warga.

Di sisi lain, Hengki menegaskan, dirinya berani untuk menjebloskan Hercules ke penjara karena tidak ingin masyarakat tercekam dengan keberadaan para preman. Selain itu, ia juga menggarisbawahi, negara tidak boleh kalah melawan preman.

Dibeking

Layaknya manusia biasa, meski memiliki tinggi 180 cm dan bertubuh besar, Hengki tetaplah manusia biasa. Ia juga mengenal kata takut. Namun, tindakan heroiknya menindak tegas Hercules, tidak lepas dari beking yang melindunginya. Lantas, siapakah yang menjadi beking Hengki?

"Saya yakin masyarakat berada di belakang saya. Saya yakin bila didukung rakyat saya tidak takut dan tidak akan mundur," pria lulusan Akpol 1996 ini saat berbincang dengan Liputan6.com.

Pria yang pernah belajar International Law Enforcement Academy tahun 2010 ini mengimbau agar masyarakat bersatu dalam melawan aksi premanisme. Masyarakat jangan lagi takut untuk melapor pada polisi bila ada tindakan meresahkan. "Lapor pada pihak polisi, bisa lewat telepon. Nanti kita yang akan menindaklanjuti, dan pelapor akan kita lindungi, jangan takut," imbuhnya.

Bekal dukungan masyarakat yang menginginkan tempat tinggalnya bebas dari para preman, diakui Hengki menjadi salah satu kunci keberhasilan polisi dalam menangkap Hercules. Hengki mengatakan tertangkapnya Hercules, diharapkan dapat terjadi efek jera terhadap oknum-oknum yang mau meniru aksi premanisme. "Itu supaya beri efek getar, You jangan coba-coba berani macam-macam di sini, ada polisi di sini," tegas lulusan Akpol 1996 ini.

Kecewa

Kesuksesan Hengki untuk memasukkan Hercules ke penjara ternyata tidak berbuah manis. Pasalnya, Hercules hanya dituntut 6 bulan penjara oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Barat. Kekecewaan pun diamini oleh Hengki.

Terlihat raut wajahnya berubah ketika mendengar hukuman maksimal preman tersebut hanya 6 bulan. Walau demikian, Hengki tetap menyerahkan hasilnya pada hakim, sesuai hukum yang berlaku. "Vonis itu tergantung hakim, mereka punya pertimbangan sesuai fakta hukum," katanya.

Meski termasuk pemalu, Hengki tidak patah semangat mendengar tuntutan yang ringan itu. Ia mengaku, bila Hercules tidak bertobat maka vonis yang diberikan hakim, tidak peduli seberapa berat atau ringannya tidak akan menjadi yang terakhir. "Ini bukan yang terakhir, kami akan beri efek jera yang bersangkutan. Masih banyak peluru cadangan, kita akan beri efek jera lagi," ujar Hengki. (Ism)
Sumber
Nah kalau yang ini surat terbuka dari sobatnya :
Quote:Surat Terbuka untuk AKBP Hengki Haryadi, Kasatreskrim Polrestro Jakarta Barat

Dear brother,


Maaf saya menulis surat ini di tengah kesibukanmu beberapa waktu belakangan. Niat saya semata-mata sangat sederhana: mendukungmu. Beberapa hari terakhir, saya membaca serta mendengar berita di berbagai media soal Hercules, dan selalu namamu disebut-sebut karena kamu adalah Kasatreskrim Polrestro Jakarta Barat yang bertanggungjawab atas semua penanganan perkara kriminal di wilayah hukum Jakbar. Kalau soal Hercules yang pesawat angkut hebat dari Amerika Serikat itu, saya mungkin bisa bicara banyak bro, tapi kalau Hercules yang satu ini…hehehe, you know it much better than I do.


Ada suatu kebanggaan tersendiri mengetahui bahwa kamu in-charge di lapangan menangani preman yang satu ini, seperti juga preman-preman lainnya yang pernah atau sedang kamu hadapi. Saya bangga, bahwa saya punya seorang teman se-almamater yang setia pada komitmen, berdedikasi tinggi, dan teguh pada pendirian yang benar. Saya bangga bahwa kita pernah bersama-sama dididik di sebuah SMA yang hebat di Lembah Tidar, dan bersama-sama melanjutkan pendidikan di Akabri yang penuh kebanggaan itu (meski berbeda kampus: kamu di Semarang, saya di Yogyakarta). Saya bangga karena kamu bisa memelihara komitmen dan janji mulia almamater kita dalam pengabdianmu kepada masyarakat.


Sahabatku,


Siapapun tahu bahwa premanisme dalam bentuk dan atas nama apapun adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan. Itulah sebabnya saya heran membaca dan mendengar komentar-komentar yang sinis, apatis, bahkan mencela apa yang kamu dan institusimu lakukan terhadap Hercules. Kamu adalah representasi institusi Polri yang sedang mengerjakan apa yang memang menjadi tugas alamiah Polri: memberikan rasa aman dan mewujudkan ketertiban di masyarakat. Saya miris bahwa sudah terlalu banyak dari kita yang “sakit jiwa” sehingga tidak senang bila ketertiban ditegakkan dan rasa aman itu diwujudkan. Tapi saya juga tidak naif bro, bahwa ada segelintir orang yang merasa “zona nyaman”-nya terganggu dengan apa yang kamu dan anak buahmu lakukan akhir-akhir ini.


Karenanya saya menduga (ini cuma dugaan saya lho), bahwa kamu pasti berhadapan juga dengan hal-hal lain yang ngga kalah “menyeramkan” dengan tampang si preman sendiri. Misalnya, pasti ada yang datang atau telepon kamu dan minta agar kasus ini tidak diteruskan; atau ada yang menawari kamu “sesuatu” untuk damai (dan saya menduga nominalnya tidak main-main hehehe…); atau kamu menghadapi bentuk premanisme yang lain berupa intimidasi. Wah…kalau mengintimidasi seorang Kasatreskrim sebuah Polres Metro dengan pangkat AKBP berarti dia pasti ”somebody” alias bukan orang sembarangan donk hehehe… Mudah-mudahan dugaan saya salah, meski hati kecil saya mengatakan mustahil hal-hal seperti itu tidak terjadi di negeri yang katanya merdeka tapi seperti baru berdiri ini.


Anyway bro, saya mengenalmu dengan baik karena tiga tahun kita habiskan bersama di Magelang, meski sejak masuk Akabri dan berdinas kita relatif jarang bertemu. Saya tahu kamu menyadari betul apa yang menjadi tugas Polri, dan kamu selalu berusaha menjaga citra baik institusi mulia ini. Itulah sebabnya saya juga menghargai keputusan pimpinan Polri yang menempatkan orang-orang terbaik seperti kamu di salah satu satuan jajaran Polda Metro. Jakarta adalah ibukota negara, yang juga simbolisasi derajat dan martabat negeri ini di mata dunia. Bayangkan kalau di ibukota negara (yang di situ ada kepala negara, pemimpin-pemimpin nasional, wakil rakyat, kedutaan-kedutaan negara sahabat dan sebagainya) preman merajalela dan seenaknya sendiri mengangkangi hukum, bagaimana di daerah-daerah lain yang jauh dari pusat negara? Bagaimana pula dunia internasional memandang bangsa kita? Apa kita ngga malu dibilang negara yang dikuasai preman? Saya yakin, kamu memahami ini semua dengan baik, demikian juga institusi Polri. Bila tidak, maka tidak akan ada berita-berita seperti yang kita lihat akhir-akhir ini.


Percayalah kepada hukum alam, sahabatku. Semesta hanya mendukung mereka yang mengabdikan diri untuk kebaikan, apakah itu dalam pikiran, ucapan, maupun tindakan mereka. Tak seorangpun bisa menghindar atau “bernegosisasi” dengan hukum yang paling hakiki ini, apapun pangkat, jabatan, status atau seberapapun kekayaannya. Semua yang dilandasi dengan niat baik pasti berbuah baik, dan semua yang dilandasi dengan kebusukan akan berakhir dengan busuk pula. Saya yakin, pasti ada yang menuduhmu punya motif-motif tertentu di balik semua yang kamu kerjakan. Jangan pedulikan. Tuhan jauh lebih tahu mana yang benar dan salah, mana yang baik atau buruk. Jadi, maju terus, dan biarkan kuasa Tuhan yang bekerja membimbingmu serta melindungimu dan anak buahmu menjalankan tugas mulia ini. Tak hanya saya yang memang sudah mengenalmu, jutaan warga Indonesia (khususnya warga Jakarta) pun mendukungmu, setidaknya dalam doa-doa mereka.


Kawanku yang kubanggakan,


Seandainya kita bisa masuk ke alam kubur dan melihat para pendiri bangsa kita yang telah menghadap Tuhan, pasti mereka semua sedang menangis saat ini, karena melihat sebuah bangsa besar yang mereka dirikan dan perjuangkan dengan susah payah, dengan pengorbanan darah dan air mata, telah menjadi bangsa yang kehilangan martabatnya sendiri, dan membiarkan dirinya dikuasai oleh preman-preman dalam berbagai wujud. Kita sama-sama dididik untuk tidak membiarkan semua itu terjadi bro, dan mengembalikan harkat, derajat, serta martabat bangsa ini ke bentuk yang seharusnya seperti yang tertuang dalam dasar negara kita Pancasila. Ya, sebuah bangsa yang berketuhanan, berkemanusiaan, bersatu, berpihak pada rakyat, dan berkeadilan sosial. Yang sedang kamu lakukan sekarang adalah bagian kecil untuk mewujudkan itu; dan itu sebabnya saya tulis surat ini untuk mendukungmu, serta meyakinkanmu bahwa kamu melakukan hal yang benar.


Ah…surat saya terlalu panjang dan saya takut mengganggu waktumu terlalu banyak. Last but not least, maju terus bersama dengan kebenaran bro. Percayalah bahwa di tengah banyaknya sinisme, cercaan, makian bahkan intimidasi terhadapmu, jauh lebih banyak orang yang mendukungmu, setidaknya dalam doa mereka. Saya hanya salah satunya, karena kebetulan saya mengenalmu.


Maju terus Polri, Polda Metro, dan Polrestro Jakarta Barat. Pantang mundur, kawanku Hengki. Tuhan besertamu.


JKG



Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/522061e43ecb17331d000000/detektif-jagoan-sukses-taklukkan-hercules/