Tri Hita Karana International Conference On Sustainable Development 2013-Special Focus On Tourism (ICSD 2013) akan diadakan pada 5-6 Oktober 2013 di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali. Tri Hita Karana merupakan filosofi Bali mengenai bagaimana kehidupan itu selaras antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan pencipta.
"Tri Hita Karana itu berarti bagaimana hidup selaras dan seimbang. Mungkin kalau di agama Islam 'Hablum minallah hablum minanas'. Begitu pula di Bali, kamu mengungkapkannya dengan Tri Hita Karana," ujar mantan Menparekraf, Gde Ardike dalam jumpa pers di Gedung Sapta Pesona, Kemenparekraf, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (4/9/2013).
Acara di Nusa Dua Bali ini akan membahas mengenai pembangunan yang berkelanjutan, khususnya di bidang pariwisata. Menurut Menparekraf Mari Elka Pangestu, Indonesia semenjak dahulu memiliki kearifan lokal mengenai pembangunan yang berkelanjutan, khusus di bidang pariwisata yaitu membangun pariwisata yang berkelanjutan.
"Suistanable tourism ini dibahas karena Indonesia itu kaya akan ragam hayati. Lalu tinggal bagaimana pembangunan berjalan selaras dengan pariwisata," ujar Menparekraf Mari Elka Pangestu.
Mari menambahkan sustainable development ini bukan berarti tidak memiliki tantangan. Tantangan untuk mewujudkan pembangunan yang seimbang di bidang pariwisata yaitu koordinasi, terutama untuk objek wisata yang memiliki banyak kabupaten.
"Saya kasih contoh saja ya, Danau Toba itu memiliki 7 sampai 10 kabupaten. Sehingga harus ada kesepakatan bersama untuk melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan ini mencakup infrastruktur yang layak, dan membina komunitas setempat untuk membangun objek wisatanya," lanjut Mari.
Alasan dilaksanakannya Tri Hita Karana International Conference On Sustainable Development 2013 di Bali, selain karena sebagai rangkaian dari kegiatan APEC, juga di Bali saat ini sedang diadakan ajang Internasional Miss World. Bagi Kemenparekraf, event ini sangat menguntungkan bagi Indonesia.
"Saya melihat beberapa daerah, penduduknya sudah mulai sadar wisata dan berusaha membangunnya. Bali sebagai tuan rumah Miss World dan APEC merupakan MICE untuk Indonesia," kata Mari
Khusus untuk Miss World, menurut Mari semua kontestan menggunakan fashion dari Indonesia. Hal itu untuk menghormati budaya Indonesia dan mereka tidak akan menggunakan bikini. Semua peserta akan menggunakan sarung Bali
"20 Desainer Indonesia pun telah diminta untuk merancang baju para kontestan," tutup Mari.