Secara sederhana, sindrom pranikah dapat diartikan sebagai gangguan psikologis (stress) yang dialami oleh individu/pasangan yang akan menempuh (menjelang semakin dekatnya waktu) jenjang pernikahan. Sindrom pranikah erat kaitannya dengan persiapan yang dilakukan kedua calon mempelai. Baik itu menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan sesudah menikah nanti, maupun menyiapkan hal-hal seremonial seputar menikah.( Download Kamasutra )
Detik-detik menjelang pernikahan adalah proses yang paling menegangkan dalam hidup. Karena anda akan menghadapi hidup baru, kehidupan yang berbeda sama sekali dengan yang anda jalani saat ini. Rasa takut pasti ada. Keraguan juga terkadang hadir.
- Belum benar-benar siap untuk menikah.
- Belum siap untuk punya anak.
- Kedua calon mempelai membayangkan indahnya pernikahan, tapi terkadang tanpa belajar untuk siap menerima kekurangan-kekurangan dari orang yang kelak menikah dengannya, akibatnya menjelang pernikahan berlangsung muncul rasa gamang dan ragu terhadap pasangannya.
- Kejenuhan pada salah satu calon mempelai atau keduanya.
Kejenuhan
Hampir pasti semua orang pernah mengalami kejenuhan. Bila hal ini melanda para pekerja, bisa dipastikan ia akan kehilangan semangat kerja. Mereka yang semula punya antusias tinggi menjadi kendor lantaran jenuh. Jenuh tak hanya berdampak pada diri setiap pribadi yang bersangkutan, tapi berpengaruh juga terhadap orang-orang di sekitarnya.
Kejenuhan juga dapat berujung pada terjadinya sindrom pranikah. Namun kejenuhan biasanya kerap melanda calon pengantin yang memutuskan menikah setelah lama berpacaran. Karenanya hubungan yang lama sekali pun bukan jaminan akan berakhir di pelaminan.
Rasa jenuh yang tak segera diatasi, bisa menghancurkan orang yang mengalaminya. Jenuh itu mahal harganya. Orang rela melakukan apa saja untuk melepas jenuh. Jika kejenuhan menimpa, cari sebabnya dan tetaplah berpikir jernih agar dapat mencari solusinya. Hal pertama yang harus dicoba saat jenuh melanda adalah beristirahatlah atau sejenak carilah suasana lain saat jenuh dan bosan mulai datang.
Jika berada pada posisi memiliki pasangan yang dilanda kejenuhan, dan diperparah dengan datangnya ’jenuh’ adalah pada detik-detik menjelang menikah, maka yang sebaiknya kita lakukan adalah mendeteksi penyebabnya. Hal-hal yang dapat menjadi pencetus kejenuhan pada pasangan di antaranya adalah:
- Lelah atau banyak pikiran.
Jika jenuh menyerang pasangan, beri waktu untuknya melepas kejenuhan. Cobalah berpikir jernih, mungkin semua urusan sangat menyita waktu, energi, dan pikirannya. Dengan memahami kondisinya, akan sangat membantu dan berarti untuknya.
- Ada sesuatu yang salah (something wrong).
Dapat terjadi karena bosan dengan situasi atau pun pasangan. Saat inilah kita dituntut untuk memperhatikan pasangan dengan baik. Lebih menghargai pasangan. Terutama di detik-detik menjelang pernikahan. Kita tidak ingin hubungan ini kandas setelah sekian lama terbina kan?
- Perilaku kita yang tidak disukai pasangan.
Mungkin tanpa sadar kita suka menuntut ini itu secara berlebihan di luar kemampuannya. Kondisi ini bisa membuatnya jengkel. Sebaiknya kita segera introspeksi dan perbaiki segalanya.
- Komunikasi yang kurang baik.
Menjelang hari-hari bersejarah dalam hidup, tentunya kedua calon pengantin harus senantiasa menjalin komunikasi yang baik dan lancar. Luangkan waktu untuk memperhatikannya, berbagi cerita, curhat tentang semuanya di tengah jeda kesibukan anda berdua. Selalulah berusaha menjadi teman dekat yang memahani pasangan.
- Kejutan-kejutan kecil tak ada lagi.
Berusahalah selalu membuat pasangan senang dan bahagia. Hal ini merupakan salah satu obat mujarab agar dia tak bosan pada anda. Berikan lagi kejutan-kejutan kecil.
- Untuk menghindari sindrom pranikah akibat faktor keluarga, sebelum rencana pernikahan diputuskan, sebaiknya anda melakukan pendekatan terlebih dulu ke keluarga masing-masing. Dari sini anda bisa melihat apakah akan ada kecocokan atau tidak dengan mereka.
- Delegasikan tugas-tugas dan kesibukan kedua mempelai kepada adik, saudara, atau anggota keluarga lainnya agar tidak menumpuk dan membuat stress.
- Berusaha untuk me-manage waktu dengan baik.
- Komunikasi harus lancar. Tidak harus sering ketemu. Yang penting intensitas.
- Support each other.
- Jujur dan terbuka.
- Jangan menghitung materi.
- Ikuti kata hati, jangan terlalu dengar omongan orang.
- Jaga komitmen.
- Punya waktu untuk pasangan.
- Jangan melakukan hubungan seks sebelum menikah.
B. Sindrom Pranikah Dan Cara Mengatasinya Versi Lain
Sindrom pra nikah, sebagian besar calon pengantin mungkin akan mengalami fase ini. Fase di mana Anda akan merasakan keraguan terhadap pasangan, sampai mengalami “percekcokan” dalam keluarga. Semua yang terjadi dalam fase ini membuat Anda berpikir ulang, “Apakah saya harus meneruskan pernikahan ini?” .
Tidak bisa dipungkiri memang sindrom pranikah dapat membawa Anda pada pikiran-pikiran negatif. Namun semua kejadian dalam fase menjelang pernikahan ini tentunya akan memberikan pelajaran baru bagi Anda dan di kehidupan yang akan datang. Berikut beberapa sindrom pranikah yang mungkin dialami para calon pengantin, beserta cara mengatasinya :
Is He The Right Man ?
Apakah dia pria yang tepat untuk saya? Apakah ia akan setia atau tidak? Apakah saya siap menghabiskan waktu dengannya seumur hidup? Pertanyaan ini sering muncul dalam benak para calon pengantin. Belum lagi sekarang banyak sekali pasangan yang bercerai, ditambah munculnya rasa penasaran, “Mungkin ada lelaki yang jauh lebih baik dan tampan di luar sana.”
Keraguan-keraguan tersebut mampu membuat Anda terjaga semalaman. Untuk mengatasi keraguan ini, cobalah untuk memikirkan matang-matang sebelum Anda merubah pikiran Anda atau bahkan membatalkan pernikahan. Buatlah sebuah daftar kriteria suami ideal versi Anda, lalu cocokan dengan pasangan Anda. Jika sudah memenuhi 50%, berarti pasangan Anda termasuk dalam versi suami ideal Anda. Ingatlah, tidak ada yang sempurna di dunia ini, dan walaupun pasangan Anda tidak seperti yang Anda harapkan, namun siapa tahu ternyata dia yang terbaik bagi Anda.
Ketegangan dalam Keluarga, Pasangan
Ketegangan akan terjadi dalam keluarga dan pasangan menjelang hari pernikahan. Jika Anda mengalami ketegangan ini, jangan berpikir tidak mulusnya perkawinan ini berarti pernikahan Anda tidak diberkati. Hal seperti ini normal terjadi menjelang hari H.
Segala persiapan yang tidak mudah ini dapat membuat semua orang tegang dan semua orang akan menjadi egois bahkan saling menyalahkan. Jika memang sifat buruk pasangan Anda muncul menjelang pernikahan, berpikirlah bahwa pasangan Anda sedang tegang, sama tegangnya dengan Anda atau mungkin lebih tegang. Namun, berbeda jika prilaku pasangan Anda berubah sampai memukul atau sikap keterlaluan lainnya, mungkin Anda perlu mempertimbangkan kembali pernikahan ini. Perhatian dan pengertian akan lebih dibutuhkan di fase ini.
Selamat Tinggal Kebebasan
Keraguan terkadang muncul akibat diri sendiri,salah satunya tidak siap menyandang status “telah menikah.” Khawatir setelah menikah maka kebebasan Anda akan hilang, tidak bisa menghabiskan gaji untuk kepentingan pribadi, belum lagi berpikir akan kehilangan pengagum-pengagum Anda.
Buang jauh-jauh semua pikiran itu. Menikah memang akan merubah kehidupan Anda dan pasangan, hilangnya sebagian kebebasan karena munculnya tanggungjawab baru. Dan jangan takut akan kehilangan pengagum, karena Anda sudah memiliki pasangan yang akan mengagumi Anda seumur hidup, belum lagi anak-anak tercinta yang juga akan menjadi pengagum setia Anda.
Lihatlah sisi positif dari pernikahan, Anda tidak sendirian lagi dalam mengarungi kehidupan ini. Anda akan memiliki teman dalam menyelesaikan segala masalah, menemani dalam suka maupun duka. Semoga tips ini dapat membantu mengatasi sindrom pra nikah Anda.